NOTULEN (Materi Kelas XI Semester Genap)

Selasa, 06 Februari 2018

Membuat Notulen Diskusi
Pada akhir sebuah diskusi, penulis/sekretaris bersama dengan ketua menyimpulkan hasil diskusi. Catatan selama diskusi yang dibuat oleh sekretaris bersama ketua disebut notulen. Berikut ini contoh notulen diskusi.
NOTULEN DISKUSI
Hari/tanggal             : ………………………………..
Jam                         : ……………………………….
Tempat                    : ………………………………..
Tema Diskusi           : ………………………………...
Pemimpin diskusi     : …………………………………
Yang hadir               :  ……………………… …..orang

Acara: 1. Pembukaan                    4. Lain-lain
1.  Pengarahan ketua           5. Penutup
2.  Inti

Jalannya diskusi:
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
Simpulan:
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..

               Ketua                                                      Sekretaris

          Budi Priyanto                                                   Lalita

BAB 7 (MENERAPKAN POLA GILIR DALAMBERKOMUNIKASI)

Kamis, 23 November 2017



BAB 7
MENERAPKAN POLA GILIR DALAMBERKOMUNIKASI

A. Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat yang Santun dalam Berkomunikasi

Dalam berkomunikasi yang baik seseorang dituntut untuk mempertimbangkan situasi berbicara. Pertimbangan ini memunculkan bentuk ragam berbahasa. Situasi resmi tentu berbeda dengan situasi tidak resmi. Pembicaraan pada situasi resmi cenderung menggunakan kata, bentukan kata, serta ungkapan yang baku. Berbeda dengan ragam tidak resmi yang digunakan saat santai, saat bergaul, dan dalam suasana akrab (konsultatif) tidaklah harus menggunakan bentukan kata dan susunan kalimat yang baku.
Perhatikan contoh berikut!
1.  Terima kasih saya ucapkan atas kehadiran Bapak dan Ibu sekalian di
tempat ini dalam rangka memenuhi undangan kami
2.   Makasih, ya, atas kedatangan kamu semua pada perayaan hari ulang
tahunku!
3.   Thanks berat, ye! Akhirnya, lu pada dateng juga ke sini tuk menuhin
undangan gue.
            Kalimat nomor satu sangat berbeda dengan nomor dua dan tiga, baik pada tataran pilihan kata, bentukan kata maupun susunan gramatikal kalimatnya. Kalimat nomor satu digunakan dalam situasi resmi, sedang-kan kalimat kedua dan ketiga dalam bentuk situasi umum atau akrab.Pada situasi santai atau akrab, seseorang lebih bebas memilih kata dan bentukannya daripada saat situasi resmi atau formal. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun, yang terpenting adalah bisa menciptakan komunikasi yang efektif dan lancar.Untuk mencapai komunikasi yang efektif proses penyampaian dan etika berbahasa yang santun tetap harus diperhatikan. Kata-kata kasar sebaiknya dihindari. Selain kurang pantas, kata-kata kasar juga menyinggung pera-saan orang lain. Di samping itu, dalam situasi komunikasi yang terdiri atas dua atau lebih orang, sikap saling menghargai dan menerapkan pola gilir dengan memberikan kesempatan berbicara akan menciptakan kelancaran serta
suasana yang lebih nyaman.

B.  Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi
Pemahaman terhadap pola gilir sangat penting dalam keberhasilan berkomunikasi. Komunikasi harus berjalan dua arah (ada yang men-dengarkan dan ada yang berbicara). Dengan adanya pola gilir diharapkan komunikasi akan seimbang dan berjalan lancar karena adanya proses
pergantian bicara sesuai topik pembicaraan atau sesuai keperluan.
Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi antara lain seperti berikut
1.  Menghargai mitra bicara.
Dalam kegiatan berkomunikasi, kita tidak boleh meremehkan lawan bicara, bagaimanapun keadaan lawan bicara tetap kita hormati dan hargai.
2.  Peka terhadap kesempatan
Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan, sering terjadi dominasi satu pihak saat bicara terhadap pihak lain. Kita harus sadar dan mengetahui kapan saatnya kita bicara dan kapan saatnya kita diam untuk mendengarkan sehingga proses komunikasi berlangsung lancar
dan nyaman.
3.  Sadar akan relevansi pembicaraan.
Komunikasi berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan jika pembicaraan sesuai dengan permasalahan sehingga tercipta komunikasi yang efektif dan lancar.
4.  Memilih kata yang tepat
Memilih dan menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun sesuai dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun tetap memperhatikan etika berbahasa yang santun hindari
kata-kata kasar, kurang pantas yang dapat menyinggung perasaan
pihak yang diajak bicara.

C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai Situasi
Menerapkan pola gilir komunikasi dapat terjadi pada situasi-situasi berikut.
(1)  Suasana kehidupan sehari-hari, seperti di rumah tangga, di sekolah, di  pasar, di kantor , di arisan, dan sanggar.
(2)  Diskusi kelompok, seperti di sekolah dan di kampus, kegiatan pramuka, dan di dunia kerja.
(3)  Film atau sinetron
(4)  Naskah drama dan pementasan drama

Berikut beberapa contoh penerapan pola gilir dalam berkomunikasi.
1.  Penerapan Pola Gilir dalam Diskusi
Diskusi adalah bentuk kegiatan berbicara dalam rangka membahas sesuatu masalah secara teratur dan terarah. Diskusi bertujuan mencari jalan keluar, pemecahan masalah, membuat keputusan, atau simpulan. Untuk dapat memahami pola gilir berkomunikasi dalam satu diskusi, kita harus memahami lebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan diskusi. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut.
a.   Unsur-Unsur Diskusi
Unsur-unsur yang terlibat dalam diskusi, adalah sebgai berikut.
(1)  Pemimpin/Moderator, bertugas merencanakan dan mempersiapkan dengan teliti topik diskusi, membuka diskusi, mengatur jalannya diskusi, serta menutup diskusi.
(2)  Sekretaris, bertugas mencatat jalannya diskusi, masalah-masalah yang dilakukan peserta, saran maupun jawaban penyaji dari awal sampai akhir.
(3)  Penyaji/pemakalah/pemrasaran, bertugas menyampaikan pemba-hasan dengan sistematis, mudah dipahami, tidak menyinggung peserta, terbuka, dan bersikap objektif dalam meninjau suatu persoalan.
(4)  Peserta diskusi, bertugas menanggapi, memberi masukan, dan lain-lain.

b.   Jenis-jenis diskusi
Berdasarkan ruang lingkupnya, diskusi dibedakan seperti berikut.
(1)  Diskusi kelompok,adalah jenis diskusi yang biasa dilakukan di dalam kelas untuk membahas suatu masalah.
(2)  Diskusi panel, adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang disebut panel) yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak/pendengar,penonton.
Khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat.
(3)  Seminar,adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (misalnya guru besar atau pakar)
(4)  Simposium,adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama.
(5)  Kongres,adalah pertemuan wakil organisasi untuk mendiskusikan dan mengambil keputuan mengenai pelbagai masalah.
(6)  Konferensiadalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
(7)  Lokakaryaadalah pertemuan antara para ahli atau pakar untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan di bidang keahliannya.
(8)  Sarasehanadalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mende-ngarkan pendapat para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu.

c.  Teknik dan Tahapan dalam diskusi
Teknik diskusi berkaitan dengan bentuk dan jenis diskusi. Untuk tatanan sekolah, bentuk diskusi cukup bersifat umum dan sederhana.
Ada dua tahap dalam pelaksanaan diskusi, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan atau penampilan.
1)  Tahapan Persiapan
a.  Tahap persiapan dilaksanakan dengan tujuan memperoleh kesepakatan mengenai hal yang akan dibicarakan.
b.  Membagikan tugas kepada para calon pembicara atau penyaji jika pembicara lebih dari satu.
2)  Tahap Pelaksanaan
Ada empat tahap yang harus dilalui dalam pelaksanaan diskusi.
a)  Pembukaan
Pimpinan diskusi mengemukakan pokok masalah yang akan disampaikan dan memperkenalkan calon pembicara.
Contoh ucapan moderator:
1.   Dalam diskusi kali ini, kita akan membicarakan ....
2.   Marilah kita buka diskusi ini dengan membaca/berdoa ....
3.  Saya perkenalkan pembicara dalam diskusi ini ialah Saudara ... notulis Saudara ....
b)  Pelaksanaan diskusi
Pemimpin diskusi mempersilakan para pembicara menyampaikan pandangannya. Selanjutnya sanggahan atau dukungan dari pembicara disampaikan sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
Contoh ucapan moderator:
1.  Saya persilahkan Sdr ... menyajikan makalahnya.
Contoh Ucapan penyaji :
1.   Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator kepada saya untuk ....
c)  Acara tanya jawab
Pemimpin diskusi mempersilakan para pendengar/peserta menga-jukan pertanyaan kepada pembicara dipandu oleh pemimpin diskusi, pembicara/penyaji.
Contoh ucapan moderator:
1.  Saya beri kesempatan 3 orang peserta mengajukan pertanyaan, pendapat atau   tanggapannya.
2.   Penanya pertama silakan ....
3.  Penyaji silahkan memberikan jawaban atau tanggapan balik (peserta yang mengacungkan jari lebih dahulu yang diberikan kesempatan pertama dan bergilir selanjutnya)
Contoh ucapan peserta :
1.  Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator. Pertanyaan saya yaitu ....
2.   Tadi saudara pembicara menjelaskan ... menurut pendapat saya ....
3.   Saya mohon kepada pembicara pertama untuk menjelaskan ....
4.   ... demikian usulan dari saya.
Contoh ucapan penyaji:
1.  Terima kasih atas pertanyaan Saudara ... dan jawaban saya sebagai berikut .....
2.   Terima kasih atas tanggapan Saudara ..... tentang ....
d)  Penutup
Pembacaan simpulan pembahasan diskusi yang telah berlangsung oleh pemimpin diskusi.

2.  Penerapan Pola Gilir dalam Pementasan Drama
Naskah drama dipersiapkan sebelum drama diperankan atau dipentaskan. Naskah drama adalah cerita yang ditulis dalam bentuk dialog disertai gerak-gerik dan tingkah laku para tokoh dalam drama. Dalam sebuah drama, kedudukan pelaku sangat penting. Untuk mementaskan sebuah drama, seorang pemain harus memahami isidrama termasuk proses dialog. Dalam dialog, telah diatur penggiliran pembicaraan diantara para tokoh. Setiap tokoh telah diatur kapan saat menjawab, menanggapi, merespons tokoh lainnya. Meskipun unsur spontan (improvisasi) ada dalam dialog drama, namun tokoh yang berimprovisasi tetap harus memerhatikan dengan cermat saat melakukan improvisasi dialog agar tidak bertabrakan dengan perkataan tokoh lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika memerankan tokoh dalam drama adalah seperti berikut.
a.  Teknik Berdialog
Agar penonton menangkap jalan cerita drama, para pelaku harus menyampaikan dialog dengan jelas, ucapan harus wajar, tidak dibuat-buat.
b.  Mimik
Mimik merupakan perubahan raut muka, misalnya tersenyum karena senang, mengerutkan dahi ketika sedang berpikir, atau menegang saat marah.
c.  Intonasi
Intonasi ialah lagu atau irama dalam mengucapkan kalimat. Ada tekanan keras atau lembut dalam ucapan, tempo, dan tekanan nada menaik atau menurun.

            Pola gilir juga dapat dilakukan dalam membawakan acara. Untuk acara hiburan yang cukup banyak dan panjang, biasanya dipandu oleh dua orang MC atau pembawa acara. Kedua pembawa acara tersebut saling bergantian berbicara mengantarkan setiap acara yang akan dipertunjukkan dan
mengomentarinya. Dalam memberikan pengantar atau komentar, dapat diterapkan pola gilir agar tak terjadi saling ingin bicara dan mendominasi.

BAB 6 (LANJUTAN)

Rabu, 22 November 2017




    D. Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi Prosa atau Cerita
Naskah drama juga termasuk karya sastra memiliki ciri khas tersendiri. Naskah drama terdiri atas uraian cerita dan dialog, namun lebih banyak unsur dialognya. Dalam naskah drama, tokoh ditulis berjajar di sebelah kiri diikuti dengan percakapan tokoh tersebut. Sesekali terdapat penjelasan mengenai gerakan, perilaku, pikiran, atau perasaan si tokoh yang ditulis di dalam kurung. Memparafrasa naskah drama sama dengan puisi, yaitu kita harus membacanya untuk memahami jalan ceritanya secara utuh. Jika dalam puisi banyak terdapat simbol, pada naskah drama, kita harus memperhatikan unsur berikut. 
(1)   Pahami setting atau latar cerita.
(2)   Pahami dialog dan ambil simpulannya secara menyeluruh.
(3)   Pahami penjelasan tentang tokoh yang ada di dalam kurun
Setelah mendapatkan kesan secara umum jalan cerita dalam naskah drama, uraikan kembali cerita drama ke bentuk prosa singkat dengan menggunakan bahasa sendiri.

    E. Pola Penyajian Informasi Lisan
Beberapa pola penyajian atau penyampaian informasi secara lisan adalah seperti berikut.
          1.      Pola Contoh
Parafrasa dengan pola contoh dikembangkan memerinci atau memberikan ilustrasi untuk menjelaskan ide pokoknya.
Contoh:
Pohon pisang merupakan pohon yang banyak fungsinya. Selain buahnya, daun dan batangnya dapat dimanfaatkan. Daun pisang dapat digunakan untuk membungkus, sedangkan batangnya dimanfaatkan
untuk membuat perhiasan dalam pernikahan.
2         2.       Pola Proses
Parafrasa diuraikan dalam bentuk proses, dengan memerinci cara kerja,
langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan. Parafrasa dengan pola ini
berbentuk uraian ekspositoris.
Contoh:
Berikut ini adalah proses pembuatan lumpia.
Pertama, tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum.
Kedua, masukkan daun bawang dan ayam cincang, masak selama
kurang lebih tiga menit. Ketiga, masukkan jagung manis, jamur
kancing, bayam, lada, gula pasir, dan bumbu penyedap secukupnya.
Keempat, aduk sampai rata jagung dan bumbu-bumbu tersebut sampai
layu. Terakhir, masukkan larutan maizena sedikit demi sedikit sambil
diaduk-aduk kurang lebih lima menit dan sisihkan.
1         3.      Pola Sebab Akibat
Parafrasa dengan pola ini diawali dengan mengemukakan atau
                        menggambarkan hal-hal yang menunjukkan sebab dan akhiri dengan suatu akibat.
Contoh:
Mencuci dengan sabun deterjen dapat memudarkan warna tekstil atau bahan pakaian. Memudarnya warna pakaian terlihat seperti lusuh dan usang. Pakaian lusuh tidak layak untuk dipakai. Akibatnya, banyak orang tidak menggunakan lagi sabun deterjen untuk mencuci pakaian.
2         4.      Pola Urutan/Kronologis
Parafrasa pola ini pemaparannya diuraikan berdasarkan urutan waktu
dan rangkaian kejadiannya. Parafrasa pada pola urutan/kronologis
bersifat narasi.
Contoh:
Saya mendengar suara kentongan, sepertinya itu pedagang bakmi
lewat. Saya pergi keluar dan membuka pintu pagar, lalu memanggilnya.
Ia berhenti. Pedagang itu seorang laki-laki. Dia bertanya, “Mau pesan
berapa porsi?” Saya jawab “Satu porsi saja.” Kemudian, laki-laki itu
menyiapkan bakmi sesuai pesanan saya. Setelah bakmi selesai dibuat,
saya memberikan uang lima ribu rupiah untuk membayar bakmi
kepada pedagang keliling itu, kemudian saya masuk ke rumah, dan
pedagang berlalu dari depan rumah saya

NOVI PURNAMAWATI Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Provided By Free Blogger Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates